Jumat, 27 Oktober 2017

Penggunaan Tower Crane (TC)

Penggunaan Tower Crane (TC)


TC digunakan untuk mengangkut material konstruksi bangunan dari bawah menuju bagian yang ada di atas, juga dipakai untuk mengangkut bahan concrete bucket pada proses pengecoran dan mampu mengangkat aneka jenis alat bantu maupun bahan untuk membuat bekisting kolom, besi beton,dan lain sebagainya. Cara kerja TC dibagi menjadi tiga gerakan, yaitu :

·       Gerakan vertikal angkat dan turun (Hoist) : Gerakan mengangkat dan menurunkan beban diatur oleh kerja motor penggerak yang berfungsi menggulung tali baja. Tali baja ini akan menggerakkan beban yang digantungkan kait (hook) yang akan bergerak naik-turun. Bila posisinya telah sesuai dengan yang dikehendaki maka gerakan akan dihentikan oleh operator dengan menarik tuas (handle) yang terhubung dengan rem.

·       Gerakan Horisontal (Trolley) : Gerakan ini adalah gerakan trolley yang berjalan / berpindah dalam arah mendatar (horisontal) atau melintang. Gerakan ini diatur oleh motor yang berfungsi trolley berjalan disepanjang rel yang terletak diatas girder dan boom
·       Gerakan Memutar (Swing) : Gerakan ini terjadi akibat putaran motor yang memutar gigi jib sehingga jib dapat berputar ke arah kanan atau kiri dengan sudut 3600.

Waktu Siklus


Waktu siklus adalah waktu tempuh yang diperlukan TC untuk melakukan satu kali putaran.Waktu siklus terdiri dari :

·     Waktu tetap (fixed time) tergantung pada jenis material yang diangkat, untuk setiap pekerjaan memiliki waktu tetap yang berbeda. Waktu tetap terdiri dari waktu muat dan waktu pembongkaran.

·     Waktu variabel bergantung pada waktu tempuh vertikal yang berdasarkan tinggi angkat, waktu tempuh rotasi tergantung sudut putar, dan waktu tempuh horisontal tergantung pada jarak titik tujuan dan sumber material serta kecepatan TC.

Biaya Operasional Alat (Operational Cost)


Biaya operasi adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan pengoperasian suatu peralatan, dimana biaya operasi ini terjadi hanya pada waktu peralatan tersebut dipergunakan. (Nunnaly,2007). Biaya Operasional terdiri dari :

·     Biaya Operator Alat
Biaya ini adalah biaya untuk sumber daya manusia yang mengoperasikan alat. (Day, 1973).

·     Biaya Mobilisasi dan Demobilisasi Alat

Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mengangkut alat antara proyek dengan tempat penyimpanan alat.

·     Biaya Erection-Dismantle

Biaya ini adalah biaya yang dikelurkan untuk proses pemasangan dan pembongkaran TC yang dipakai pada proyek.

·     Biaya Pelumas

Jumlah minyak pelumas yang digunakan oleh suatu mesin akan berubah-ubah terhadap ukuran mesin,kondisi cincin-piston,dan selang waktu penggantian minyak. Umumnya penggantian minyak dilakukan setiap 100 hingga 200 jam..

·     Biaya Bahan Bakar (Fuel Cost)

Jumlah bahan bakar untuk alat berat yang menggunakan bensin atau solar berbeda-beda. Rata-rata alat yang menggunakan bahan bakar bensin 0,06 galon per horse-power per jam, sedangkan alat yang menggunakan bahan bakar solar mengkonsumsi bahan bakar 0,04 galon per horse-power per jam.
·     Biaya Listrik

Biaya ini adalah biaya yang dikeluarkan oleh kontraktor apabila sumber listrik yang digunakan pada proyek berasal dari PLN .

 Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas TC.


Di dalam perhitungan program ada 3 faktor yang dipakai, yaitu: faktor kondisi alat, kondisi pekerjaan, dan kondisi management proyek. Di dalam Job Management Factor menurut Peurifoy(1985) ada 2 kondisi yaitu Job conditions dan Management conditions, sehingga faktor dari kondisi alat dan management proyek di masukkan didalam Management conditions, sedangkan kondisi pekerjaan di dalam Job conditions.

Dari kedua faktor diatas didapat perpaduan nilai efesiensi dari keduanya yaitu nilai efisiensi yang mempengaruhi perhitungan dalam mencari waktu tempuh TC. (Tabel 1.)

Tabel 1 .Job-Management Factor (Peurifoy, 1985)
            Job

Management Conditions

Conditions
Excellent
Good
Fair
Poor

Excellent
0.84
0.81
0.76
0.70
Good
0.78
0.75
0.71
0.65
Fair
0.72
0.69
0.65
0.60
Poor
0.63
0.61
0.57
0.52





PROGRAM

Input Program
·       Data Umum

Pada data umum ini berisikan gambaran secara umum mengenai proyek yang akan ditinjau dalam program. Data umum terdiri dari Nama Proyek, Lokasi proyek, Tanggal, Jumlah jam kerja, jumlah hari kerja, durasi sewa TC dan Luas tanah proyek.

·       Data Proyek

Dalam data proyek ini akan diisikan beberapa data yang berhubungan di lapangan sebagai data untuk pembuatan denah gedung yang terdiri dari Nama tower, nama Zona, koordinat awal untuk pembuatan denah gedung, ukuran gedung, jarak dan ukuran kolom serta ketinggian lantai.

·       Data Tower Crane yang dipakai

Pada data TC proyek dalam program ini berisikan tentang semua TC yang akan digunakan dalam proyek yang nantinya akan dimunculkan pada denah gedung yang terdiri dari Nama dan jenis TC yang akan dipakai, letak TC, Efisiensi kerja serta cek jangkauan TC terhadap luas gedung.
·       Data Biaya Operasional TC

Dalam tahap data biaya operasional TC ini program akan meminta data-data biaya operasional yang terdiri dari biaya sewa TC, biaya operator, biaya mob-demob, biaya erection dan dismantle, harga pelumas, sumber listrik (PLN atau Genset) dan tarif dasar listrik.

·       Jenis Pekerjaaan

Jenis Pekerjaan dibagi menjadi empat garis besar yaitu : Pekerjaan Tulangan, Pekerjaan bekisting, Pekerjaan Pengecoran dan lain-lain. Pada pekerjaan tulangan, bekisting dan pengecoran meliputi kolom, balok, shearwall dan plat.

 Proses Pengolahan Program



Perhitungan Waktu Tempuh, Waktu Siklus dan Waktu Total
A. Waktu Tempuh

I.   Perhitungan Waktu Tempuh Horisontal

Dalam perhitungan waktu tempuh horisontal membutuhkan perhitungan jarak tempuh horisontal dan perhitungan kecepatan horisontal (Trolley).
·       Perhitungan Jarak tempuh horisontal :
1.   Perhitungan Jarak TC dengan Sumber Bahan 

·       Koordinat TC (XTC,YTC) pada proses perhitungan adalah titik pusat (0,0)
·       Koordinat TC ke sumber bahan (XSB,YSB)
·       Z1 = Jarak TC dengan sumber bahan

Rumus perhitungan Jarak TC ke sumber bahan :
Z1 = [ (YTC - YSB )2 + ( XSB – XTC)2 ]1/2
2.   Perhitungan Jarak TC dengan Lokasi Tujuan 

·       Koordinat TC (XTC,YTC) pada proses perhitungan adalah titik pusat (0,0)
·       Koordinat TC ke lokasi tujuan(XTJ,YTJ)
·       Z2 = Jarak TC dengan lokasi tujuan

Rumus perhitungan Jarak TC ke lokasi tujuan:

Z2 = [ (YTC – YTJ)2 + ( XTJ – XTC)2 ]1/2



Perhitungan kecepatan horisontal (Trolley)

Kecepatan horisontal TC :
Kecepatan trolley max=

(𝑘𝑒𝑐𝑡𝑟𝑜𝑙𝑙𝑒𝑦 𝑚𝑎𝑥-𝑘𝑒𝑐𝑡𝑟𝑜𝑙𝑙𝑒𝑦 min):(𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑚𝑎𝑥𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑇𝐶−0) X berat yang diangkat TC


Perhitungan berat material yang diangkat TC = Volume x berat jenis


Perhitungan waktu tempuh horisontal

Waktu tempuh horisontal angkat = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘𝑜𝑟𝑖𝑠𝑜𝑛𝑡𝑎𝑙 : 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑡𝑟𝑜𝑙𝑙𝑒𝑦 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛


Waktu tempuh horisontal kembali = j𝑎𝑟𝑎𝑘𝑜𝑟𝑖𝑠𝑜𝑛𝑡𝑎𝑙 : 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑡𝑟𝑜𝑙𝑙𝑒𝑦 𝑡𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡


Perhitungan Waktu Tempuh Vertikal
·       Perhitungan jarak tempuh vertikal 

Jarak tempuh vertikal adalah jarak total yang ditempuh hoist secara vertikal.Dalam proses perhitungan jarak tempuh vertikal dibutuhkan :
·     Elevasi Gedung 0,0

·     Elevasi Sumber Bahan (HSB)
·     Elevasi Lantai tujuan (HLT)
·     Tinggi Penambahan(H0)
       ·       Jarak Tempuh Vertikal= HLT – HSB+ H0




Perhitungan kecepatan vertical (Hoist) 

Kecepatan Vertikal TC:

Kecepatan Hoist Max = (Kec. Hoist max - kec. Hoist min) : (Kapasitas Max TC - 0) x Berat yg diangkat TC
Perhitungan      berat material yang diangkat TC = perhitungan berat material yang diangkat TC pada waktu tempuh horizontal.

Perhitungan waktu tempuh vertical (Hoist)

Waktu tempuh vertical angkat = Jarak tempuh vertical : Kecepatan Hoist yang digunakan

Waktu tempuh vertical kembali = Jarak tempuh vertical ; Kecepatan Hoist tercepat

 Perhitungan Waktu Tempuh Rotasi
·         Perhitungan jarak tempuh rotasi (Gambar 5.)

Jarak tempuh rotasi berupa sudut rotasi yang terbentuk antara sumber bahan –TC- lokasi tujuan (º/menit).

·         Perhitungan kecepatan rotasi (swing) Kecepatan rotasi TC :

Kecepatan swings max = (Kec swings max – kec. Swings min) : (kapasitas max TC – 0) x berat yg diangkat TC
Perhitungan berat material yang diangkat TC = Perhitungan berat material yang diangkat TC

Perhitungan waktu tempuh rotasi (swings)

Waktu tempuh rotasi angkat = jarak rotasi x kecepatan swings yang digunakan

Waktu tempuh rotasi kembali = jarak rotasi x kecepatan swings tercepat




Perhitungan waktu siklus

Waktu siklus adalah waktu yang dibutuhkan TC untuk bergerak satu putaran, yang terdiri dari waktu tetap (Fixed time) dan waktu variabel.

Waktu siklus TC = waktu tempuh angkat + waktu tempuh kembali + waktu rotasi + waktu ikat + waktu lepas


Perhitungan waktu total jenis pekerjaan

Perhitungan waktu total perpekerjaan merupakan kesuruhan total waktu yang dibutuhkan TC perpekerjaan (Rekapitulasi).
Waktu Total jenis pekerjaan = ∑ waktu siklus tiap jenis pekerjaan


KESIMPULAN

Pada program ini juga dapat digunakan untuk mengetahui waktu efektif dari setiap sub pekerjaan yang diinginkan. Waktu yang dihasilkan dari setiap sub pekerjaan TC dapat membantu kontraktor dalam perencanaan penggunaan TC yang optimal sehingga biaya yang dikeluarkan juga dapat diatur dengan

baik. Efektivitas penggunaan TC dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kondisi alat, kondisi lapangan,manajemen proyek, kemampuan operator, faktor operasi mesin, dan faktor efisiensi waktu operasi.


REFERENSI
Day, D. A. (1973). Construction Equipment Guide (First). John Wiley & Sons,Inc. Canada

Fatena, Susy. (2008). Alat Berat untuk Proyek Konstruksi. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Nunally, S. W.(2007). Construction Methods and Management (Ketujuh). Prentice Hall Inc.
New Jersey.

Peurifoy, R.L.; Ledbetter, W.B.; Martono, D. (1985). Perencanaan, Peralatan, dan Metode Konstruksi (Keempat.). Erlangga. Jakarta.

Rochmanhadi.(1985). Perhitungan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan dengan Menggunakan Alat-Alat Berat. Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta

Rabu, 04 Oktober 2017

Crane






Crane adalah salah satu diantara alat berat (heavy equipment) yang dipakai sebagai alat pengangkat dalam proyek kontruksi. Crane bekerja dengan mengangkat material yang bakal dipindahkan, memindahkan dengan cara horizontal, lalu turunkan material di tempat yang dikehendaki. Alat ini memilki bentuk serta kekuatan angkat yang besar serta dapat berputar sampai 360 derajat serta jangkauan sampai beberapa puluh meter, Crane umumnya dipakai dalam pekerjaan pekerjaan proyek, pelabuhan, perbengkelan, industri, pergudangan dan lain-lain.
Jenis-Jenis Crane
1.     Crawler Crane
2.     Mobile Crane
3.     Tower Crane
4.     Hydraulic Crane
5.     Hoist Crane
6.     Jip Crane

1. Crawler Crane.
Crawler crane adalah alat pengangkat material yang umum dipakai pada tempat proyek pembangunan dengan jangkaun yang tidaklah terlalu panjang. Type ini memiliki sisi atas yang bisa bergerak 360 Derajat. Dengan roda crawler jadi crane type ini bisa bergerak di dalam tempat proyek waktu lakukan pekerjaannya. Ketika crane bakal dipakai diproyek lain jadi crane diangkut dengan memakai lowbed trailer. Pengangkutan ini dikerjakan dengan membongkar boom jadi bagian-bagian untuk memudahkan proses pengangkutan.


2. Mobile Crane.
            Mobile Crane (Truck Crane) yaitu crane yang ada langsung pada mobile (Truck) hingga bisa dengan gampang dibawa segera pada tempat kerja tanpa ada mesti memakai kendaraan (trailer). Crane ini mempunyai kaki (pondasi/tiang) yang bisa dipasangkan saat beroperasi untuk melindungi crane tetaplah seimbang. Truck crane ini bisa berputar 360 derajat.

3. Tower Crane.
            Tower crane adalah alat yang dipakai untuk mengangkat material dengan cara vertical serta horizontal kesuatu tempat yang tinggi pada ruangan gerak yang terbatas. Type crane ini dibagi berdasar pada langkah crane itu berdiri yakni crane yang bisa berdiri bebas (free standing crane), crane di atas rel (rail mounted crane), crane yang ditambatkan pada bangunan (tied-in tower crane) serta crane panjat (climbing crane).

4. Hydraulic Crane.
            Biasanya semuanya type crane menggunkan system hidraulik (minyak) serta pheneumatik (hawa) agar bisa bekerja. Tetapi dengan cara spesial Hidraulik crane yaitu crane yang umum dipakai pada perbengkelan serta pergudangan dan lain-lain, yang memilki susunan simpel. Crane ini umumnya ditempatkan disuatu titik serta untuk tidak dipindah-pindah serta dengan jangkauan tidaklah terlalu panjang dan putaran yang cuma 180 derajat. Hingga umumnya disuatu perbengkelan/pergudangan ada kian lebih satu Crane

5. Hoist Crane.
            Hoist Crane yaitu alat pengangkat yang umumnya ada pada pergudangan serta perbengkelan. Hoist Crane diletakkan pada langit-langit serta jalan di atas rel spesial yang yang dipasangi pada langit-langit itu. Rel-rel tadi dapat juga bergerak dengan cara maju-mundur pada satu arah.

6. Jip Crane
            Jip crane adalah alat pengangkat yang terbagi dalam beragam ukuran, jip crane yang kecil umumnya dipakai pada perbengkelan serta pergudangan untuk memindahkan beberapa barang yang relatif berat. Jip crane memilki system kerja serta mesin yang serupa seperti 'Hoist Crane' serta susunan yang serupa 'Hidraulik Crane'.


Bagian-Bagian Crane
1.     Mast atau tiang paling utama (tiang vertical yang berdiri diatas base atau basic)
2.     Jib serta counter jib (tiang horizontal yang panjangnya ditetapkan berdasar pada jangkauan yang dikehendaki)
3.     Counterweight
4.     Trolley
5.     Pulley
6.     Tie ropes.
7.     Cab
8.     Superstructure


Kriterian penentuan Tower Crane

            Penentuan tower crane sebagai alat untuk memindahkan material didasarkan pada keadaan lapangan yang tidak luas, ketinggian yang tidak bisa terjangkau oleh alat lain. Serta tidak dibutuhkanya gerakan alat. Penentuan type tower crane yang bakal digunakan mesti memperhitungkan kondisi proyek, bentuk susunan bangunan, keringanan operasiaonal baik ketika pemasangan ataupun ketika pembongkaran. Sedang penentuan kemampuan tower crane berdasar pada berat, dimensi, serta daya jangkau pada beban terberat, ketinggian maksimum alat, perakitan alat diproyek, berat alat yang perlu ditahan oleh strukturnya, ruangan yang ada untuk alat, luas ruang yang perlu dijangkau alat serta kecepatan alat untuk memindahkan material.

Kemampuan Tower Crane
Kapasitas tower crane bergantung sebagian aspek. Yang butuh di perhatikan yaitu bila material yang diangkut oleh crane melebihi kemampuannya jadi bakal berlangsung jungkir. oleh karenanya, berat material yang diangkut baiknya seperti berikut :
1.     Untuk mesin beroda crawler yaitu 75% dari kemampuan alat.
2.     Untuk mesin beroda ban karet yaitu 85% dari kemampuan alat.
3.     Untuk mesin yang memilliki kaki yaitu 85% dari kemampuan alat.

Aspek luar yang perlu di perhatikan dalam memastikan kemampuan alat yaitu.

1.     Kemampuan angin pada alat.
2.     Ayunan beban ketika dipindahkan.
3.     Kecepatan perpindahan material.

4.     Pengereman mesin dalam gerakannya.


Sumber: